Masyarakat diharap untuk dapat mengantisipasi penyakit-penyakit yang biasa muncul pada musim hujan yang diperkirakan mengalami puncaknya pada Januari hingga awal Februari ini.
“Datangnya musim hujan merupakan faktor resiko untuk terjadinya penyakit. Beberapa penyakit yang perlu diwaspadai selama musim hujan antara lain penyakit akibat virus seperti influenza dan diare,” kata Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan Tjandra Yoga Aditama di Jakarta, Kamis.
“Datangnya musim hujan merupakan faktor resiko untuk terjadinya penyakit. Beberapa penyakit yang perlu diwaspadai selama musim hujan antara lain penyakit akibat virus seperti influenza dan diare,” kata Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan Tjandra Yoga Aditama di Jakarta, Kamis.
Penyakit lain yang sering muncul di musim hujan adalah yang disebabkan oleh bakteri dan parasit, terutama pada daerah yang airnya meluap sehingga bakteri dan parasit dari “septic tank” dan kotoran hewan terangkat dan hanyut kemudian mengkontaminasi air, bahan pangan, atau menginfeksi langsung manusia seperti diare, disentri, kecacingan, leptospirosis
Di musim hujan juga sering muncul penyakit akibat jamur yang terutama disebabkan akibat kelembaban pada pakaian.
Selain penakit menular, Tjandra juga memberikan penekanan pada penyakit tidak menular yang sering memburuk dengan cuaca hujan dan dingin seperti asma, rhinitis, dan penyakit kronik lainnya.
“Juga perlu diwaspadai penyakit demam berdarah, karena meningkatnya tempat perindukan nyamuk. Di samping itu, pada peralihan musim penghujan ke musim kemarau perlu diwaspadai penyakit demam berdarah akibat tingginya populasi nyamuk demam berdarah pada masa itu karena banyaknya tempat perindukan tadi,” papar Tjandra.
Untuk mengantisipasi ancaman penyakit tersebut, Tjandra mengatakan bahwa perlu tetap dijalankan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) terutama dalam hal penggunaan air bersih, cuci tangan dengan air bersih dan sabun, penggunaan jamban sehat, pemberantasan jentik di rumah, sekolah, kantor, dan lingkungan sekitar.
Selain itu, masyarakat juga dihimbau untuk dapat mengkonsumsi buah dan sayur setiap hari, melakukan aktivitas fisik setiap hari untuk menjaga kesehatan dan menjaga sanitasi lingkungan seperti membuang sampah pada tempatnya dan tidak meludah sembarangan. Penggunaan alat pelindung diri juga disarankan seperti memakai sepatu boot saat terjadi banjir untuk menghindari infeksi leptospira atau memakai lotion anti nyamuk di wilayah rawan/endemis demam berdarah.
Kementerian Kesehatan juga meningkatkan kewaspadaan dini bagi peningkatan penyakit selama musim hujan ini antara lain dengan melakukan surveilans melalui sarana yang tersedia seperti EWARS, laporan mingguan kewaspadaan penyakit, surveilans aktif mingguan atau “sms gateway”.
Di musim hujan juga sering muncul penyakit akibat jamur yang terutama disebabkan akibat kelembaban pada pakaian.
Selain penakit menular, Tjandra juga memberikan penekanan pada penyakit tidak menular yang sering memburuk dengan cuaca hujan dan dingin seperti asma, rhinitis, dan penyakit kronik lainnya.
“Juga perlu diwaspadai penyakit demam berdarah, karena meningkatnya tempat perindukan nyamuk. Di samping itu, pada peralihan musim penghujan ke musim kemarau perlu diwaspadai penyakit demam berdarah akibat tingginya populasi nyamuk demam berdarah pada masa itu karena banyaknya tempat perindukan tadi,” papar Tjandra.
Untuk mengantisipasi ancaman penyakit tersebut, Tjandra mengatakan bahwa perlu tetap dijalankan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) terutama dalam hal penggunaan air bersih, cuci tangan dengan air bersih dan sabun, penggunaan jamban sehat, pemberantasan jentik di rumah, sekolah, kantor, dan lingkungan sekitar.
Selain itu, masyarakat juga dihimbau untuk dapat mengkonsumsi buah dan sayur setiap hari, melakukan aktivitas fisik setiap hari untuk menjaga kesehatan dan menjaga sanitasi lingkungan seperti membuang sampah pada tempatnya dan tidak meludah sembarangan. Penggunaan alat pelindung diri juga disarankan seperti memakai sepatu boot saat terjadi banjir untuk menghindari infeksi leptospira atau memakai lotion anti nyamuk di wilayah rawan/endemis demam berdarah.
Kementerian Kesehatan juga meningkatkan kewaspadaan dini bagi peningkatan penyakit selama musim hujan ini antara lain dengan melakukan surveilans melalui sarana yang tersedia seperti EWARS, laporan mingguan kewaspadaan penyakit, surveilans aktif mingguan atau “sms gateway”.
“Kami juga meningkatkan pengawasan faktor risiko lingkungan seperti higiene sanitasi air dan lingkungan, tempat perindukan nyamuk terutama di daerah banjir dan rawan banjir yang dilakukan oleh dinas kesehatan setempat bekerjasama dengan Balai/Balai Besar Teknis Kesehatan Lingkungan Pemberantasan Penyakit Menular,” ujar Tjandra.
Kemenkes juga menyiapkan logistik bahan penjernih air (PAC, pembersih air cepat) di wilayah yang sulit mendapatkan air bersih bila diperlukan, menyiapkan obat dan alat kesehatan yang memadai di Puskesmas, Rumah Sakit dan sarana pelayanan kesehatan serta melakukan koordinasi dengan dinas kesehatan provinsi dan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Kesehatan seperti KKP dan B/BTKL dan lintas sektor.
Sumber: Antaranews.com, Tanggal: 5 Januari 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar