Banyak
yang mengira semua Hepatitis adalah penyakit hati yang sama, padahal
tiap jenisnya berbeda dan mempunyai daya tular dan daya pengobatan yang berbeda
pula. Hepatitis itu ada yang kadarnya ringan seperti Hepatitis A dan yang
terberat seperti Hepaitis C. Di Indonesia tiga jenis Hepatitis itu adalah A, B
dan C yang disebabkan virus. Apa perbedaan dari 3 hepatitis ini?
Hepatitis
merupakan peradangan pada hati yang biasanya disebabkan oleh virus. Hepatitis
yang terjadi di Indonesia paling banyak disebabkan oleh virus hepatitis A, B
dan C.
Hepatitis
A, B dan C sama-sama disebabkan oleh virus, yaitu Hepatitis Virus tipe A (HVA),
Hepatitis Virus tipe B (HVB) dan Hepatitis Virus tipe C (HVC). Namun ketiga
virus menular dengan media yang berbeda.
Selain
Hepatitis A, B dan C, di dunia juga ditemukan Hepatitis D, E, F dan G.
Hepatitis D merupakan rekan dari infeksi Hepatitis B dan dapat memperparah
infeksi, Hepatitis E hampir menyerupai Hepatitis A yang hanya terjadi di
negara-negara berkembang. Sedangkan Hepatitis F baru ada sedikit kasus yang
dilaporkan. Untuk virus terbaru Hepatitis G, seringkali terjadi pada infeksi
bersamaan dengan Hepatitis B dan atau C.
Berikut
perbedaan antara Hepatitis A, B dan C, seperti dilansir Mayoclinic, Rabu
(9/11/2011):
Hepatitis A
Penularan
virus Hepatitis A atau Hepatitis Virus tipe A (HVA) melalui fecal oral, yaitu
virus ditemukan pada tinja. Virus ini juga mudah menular melalui makanan atau
minuman yang sudah terkontaminasi, juga terkadang melalui hubungan seks dengan
penderita.
Gejala
Hepatitis A biasanya tidak muncul sampai Anda memiliki virus selama beberapa
minggu. Hepatitis A sangat terkait dengan pola hidup bersih. Dalam banyak
kasus, infeksi Hepatitis A tidak pernah berkembang hingga separah Hepatitis B
atau C sehingga tidak akan menyebabkan kanker hati. Meski demikian, Hepatitis A
tetap harus diobati dengan baik karena mengurangi produktivitas bagi yang harus
dirawat di rumah sakit.
Tanda
dan gejala Hepatitis A yaitu:
- Kelelahan
- Mual dan muntah
- Nyeri perut atau rasa tidak nyaman, terutama di daerah hati (pada sisi kanan bawah tulang rusuk)
- Kehilangan nafsu makan
- Demam
- Urine berwarna gelap
- Nyeri otot
- Menguningnya kulit dan mata (jaundice).
Kasus-kasus
ringan Hepatitis A biasanya tidak memerlukan pengobatan dan kebanyakan orang
yang terinfeksi sembuh sepenuhnya tanpa kerusakan hati permanen.
Perilaku
hidup bersih seperti mencuci tangan pakai sabun sebelum makan dan sesudah dari
toilet adalah salah satu cara terbaik untuk melindungi diri terhadap virus
Hepatitis A.
Tidak
ada pengobatan yang spesifik untuk Hepatitis A, sebab infeksinya sendiri
biasanya akan sembuh dalam 1-2 bulan. Namun untuk mengurangi dampak kerusakan
pada hati sekaligus mempercepat proses penyembuhan, beberapa langkah penanganan
berikut ini akan diberikan saat dirawat di rumah sakit.
1.
Istirahat. Tujuannya untuk memberikan energi yang cukup bagi sistem kekebalan
tubuh dalam memerangi infeksi.
2.
Anti mual. Salah satu dampak dari infeksiHhepatitis A adalah rasa mual, yang
mengurangi nafsu makan. Dampak ini harus diatasi karena asupan nutrisi sangat
penting dalam proses penyembuhan.
3.
Istirahatkan hati. Fungsi hati adalah memetabolisme obat-obat yang sudah
dipakai di dalam tubuh. Karena hati sedang mengalami sakit radang, maka
obat-obatan yang tidak perlu serta alkohol dan sejenisnya harus dihindari
selama sakit.
Pencegahannya
untuk Hepatitis A adalah melakukan vaksinasi yang juga tersedia untuk
orang-orang yang berisiko tinggi.
Hepatitis B
Hepatitis
Virus tipe B (HVB) dapat menular melalui darah dan cairan tubuh manusia yaitu
kontak seksual, penularan dari ibu ke janin dalam kandungan dan melalui
suntikan atau transfusi darah yang tercemar virus Hepatitis B, seperti pengguna
narkoba suntik, pengguna alat kesehatan (jarum, pisau, gunting) yang tidak
disterilkan sempurna, tindik, tato, pisau cukur, gunting kuku yang tidak
steril.
Berbeda
dengan Hepatitis A, virus Hepatitis B pada sebagian orang dapat menyebabkan
Hepatitis B kronis, menyebabkan gagal hati, kanker hati atau sirosis yaitu
kondisi yang menyebabkan jaringan parut permanen di hati.
Tanda
dan gejala Hepatitis B biasanya muncul sekitar 3 bulan setelah terinfeksi dan
dapat berkisar dari ringan sampai parah. Tanda dan gejala Hepatitis B hampir
sama dengan hepatitis A, yaitu:
- Sakit perut
- Urine gelap
- Demam
- Nyeri sendi
- Kehilangan nafsu makan
- Mual dan muntah
- Kelemahan dan kelelahan
- Kulit menguning dan bagian putih mata (jaundice).
Kebanyakan
orang yang terinfeksi Hepatitis B di saat dewasa sepenuhnya pulih. Namun bayi
dan anak-anak jauh lebih mungkin untuk mengembangkan infeksi Hepatitis B
kronis. Belum ada obat untuk hepatitis B namun vaksin dapat mencegah penularan penyakit
ini.
Penyakit
Hepatitis B bukan tidak bisa disembuhkan, namun proses pengobatannya biasanya
dilakukan dalam jangka waktu lama atau bahkan seumur hidup. Jika tidak diobati,
hepatitis B bisa berkembang menjadi sirosis dan kanker hati.
Pencegahannya
seperti Hepatitis A, Hepatitis B bisa dilakukan dengan vaksinasi.
Hepatitis C
Hepatitis
C mempunyai tingkat keparahan yang paling tinggi dibanding Hepatitis A dan B.
Sama dengan Hepatitis B, Virus hepatitis C ditularkan lewat darah yang jalan
utama infeksinya berasal dari transfusi darah atau produk darah yang belum
diskrining (pemeriksaan), saling tukar jarum suntik oleh pengguna narkoba
suntik (injecting drug user/IDU) serta jarum atau alat tato dan tindik yang tidak
steril.
Infeksi
virus Hepatitis C juga disebut sebagai infeksi terselubung (silent infection)
karena pada infeksi dini seringkali tidak bergejala atau tidak ada gejala yang
khas sehingga seringkali terlewatkan. Kebanyakan orang tidak tahu mereka terinfeksi
Hepatitis C sampai kerusakan hati muncul atau melalui tes medis rutin.
Jika
pun ada gejala, Hepatitis C biasanya hanya menunjukkan gejala seperti flu,
yaitu:
- Kelelahan
- Demam
- Mual atau nafsu makan yang buruk
- Otot dan nyeri sendi
- Nyeri di daerah hati.
Virus
hepatitis C adalah virus yang secara genetik amat variatif dan memiliki angka
mutasi tinggi, sehingga memungkinkan generasi virus yang beraneka ragam.
Akibatnya belum ada vaksin yang berhasil dibuat untuk mencegah infeksi virus
hepatitis C.
Sirosis
terjadi pada 10-20 persen penderita hepatitis C kronik, dan kanker hati terjadi
pada 1-5 persen penderita hepatitis C kronik dalam waktu 20-30 tahun. Serta
sekitar 90 persen orang yang baru terinfeksi penyakitnya akan terus berkembang
menjadi infeksi kronik.
Untuk
Hepatitis C hingga kini belum ada vaksin pencegahnya.
Sumber
: Detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar